BLOGOTIVE.COM – Banyak produsen motor yang menjual produknya di Indonesia berasal dari Jepang, Honda dan Yamaha adalah salah dua produsen itu.
Bagi mereka, Indonesia merupakan market yang sangat besar. Indonesia menempati posisi ketiga yang masyarakatnya “doyan motor” setelah China dan India.
Volume penjualan sepeda motor di Indonesia sangatlah besar, mencapai ratusan ribu unit setiap bulan. Bahkan faktanya, penjualan motor sehari di Indonesia sama dengan volume penjualan motor di negara Jepang selama beberapa bulan.
Kenapa bisa tahu? BlogOtive pernah neghitungnya dengan menggabungkan dua data dari Asosiasi Sepeda Motor Jepang dan Asosasi Sepeda Motor Indonesia atau yang dikenal AISI. Pada bulan Oktober 2015, Penjualan motor di Jepang hanya 3.470 unit.
Bandingkan dengan Penjualan Motor bulanan di Indonesia, pada November 2015 angka penjualan-nya menyentuh 565.066 unit dengan kata lain sehari bisa menjual 18 ribuan unit.
Data tersebut memang bukan data penjualan dari jaringan penjualan ke konsumen langsung, namun distribusi pabrikan ke jaringan dealer (wholesale) namun data ini bisa menggambarkan serapan pasar sepeda motor di Indonesia.
Untuk tahun 2018, penjualan motor didominasi oleh motor dengan transmisi otomatis (matic) dengan market share lebih dari 90 persen, 10 persen sisanya adalah motor sport dan bebek dan genre lainya.
Kenapa Motor Jepang di Produksi di Indonesia?
Lalu apa hubunganya dengan Motor Jepang yang di Produksi di Indonesia? nah penjelasan diatas sangat berhubungan dengan alasan kenapa motor Jepang malah di produksi di Indonesia. Kenapa itu? Yuk baca selengkapnya..
Pertama, Cost Produksi
Dengan diproduksi di Indonesia, cost produksi pabrikan akan jauh lebih murah karena ketersediaan komponen (vendor), seperti diketahui, untuk memproduksi satu motor itu perlu banyak sekali komponen, ada ratusan.. seperti rem (discbrake) dan shock misalnya, dan itu melibatkan produsen lain (vendor).
Selain komponen yang dimana produsen bisa bekerjasama dengan vendor lokal. Upah pekerja juga membebani cost produksi, simpelnya upah karyawan di Jepang jauh lebih mahal daripada di Indonesia.
Kedua, Pajak dan biaya distribusi
Kedua adalah pajak, dengan diproduksi lokal tentu tidak perlu membayar pajak eksport dari Jepang ke Indonesia.
Apalagi jika motor dikirim secara utuh (1 unit) atau secara CBU (Completely Built-Up), biayanya jelas lebih mahal. Kasus ini biasanya terjadi untuk motor besar (bigbike).
Biasanya, produsen yang beberapa mereknya masih belum memiliki volume penjualan besar seperti kebanyakan motor Kawasaki misalnya, KMI masih sering melakukan import dari Jepang langsung, namun bukan unit utuh melainkan “pretelan” yang nanti dirakit di Indonesia, istilahnya CKD (Completely Knocked Down).
Bisa saja sebenarnya Kawasaki memproduksi lokal, tetapi volumenya harus banyak, karena vendor lokal punya istilah kasarnya minimum order, karena mereka juga punya pertimbangan sendiri soal biaya dalam memproduksi komponen, kasaranya jika tidak banyak maka rugi.
Mesin dan rangka biasanya Made in Jepang namun beberapa komponen sisanya menggunakan komponen lokal, misalnya rantai, bearing, kaliper dan yang lain-lain. Dengan memadu komponen import dan lokal akan menciptakan harga yang lebih murah, meskipun tetap tidak semurah jika diproduksi lokal seperti yang biasa dilakukan Honda dan Yamaha.
Hampir semua motor kecil di Indonesia, khususnya Yamaha, Honda dan Suzuki, motor buatanya diproduksi di Indonesia mulai dari 110 cc sampai bahkan 250 cc, semuanya menggunakan komponen dan tenaga pekerja lokal.
Semua memang dilakukan di Indonesia meskipun asalnya memang dari Jepang, tapi di negara Jepang sendiri, biasanya hanya dipakai untuk R&D (Research and Development) untuk motor baru misalnya, nanti hasil researchnya bisa diaplikasikan di Indonesia.
Jadi itu dia alasan Kenapa Motor Jepang di Produksi di Indonesia, pada intinya hanya untuk menekan harga produksi yang nantinya mempengaruhi harga jual, Semoga bermanfaat! (Hendri)